ENZIM
KATALASE
Disusun Oleh
Rahman Hilmy Nugroho (27)
Restu Pramida Nur Baiti (28)
XII IPA 1
SMA
NEGERI 2 PURWOKERTO
TAHUN AJARAN 2016 / 2017
TAHUN AJARAN 2016 / 2017
A. Tujuan
Mengetahui
faktor-faktor yang memengaruhi kerja enzim katalase.
B.
Dasar Teori
Enzim adalah senyawa yang dibentuk oleh sel tubuh organisme. Dalam
sel enzim ini diproduksi oleh organel badam mikro peroksisok. Kegunaan enzim
katalase adalah menguraikan Hidogen Peroksida (H2O2) yang
merupakan senyawa racun dalam tubuh yang terbentuk pada proses pencernaan
makanan.
Hidrogen peroksida ditemukan oleh Louis Jacquea Thenard pada tahuna
1818. Senyawa ini merupakan bahan kimia organik yang memiliki sifat oksidator
kuat dan bersifat racun dalam tubuh.
Senyawa peroksida harus segera di uraikan menjadi air (H2O)
dan oksigen (O2) yang tidak berbahaya. Enzim katalase mempercepat
reaksi penguraian peroksida (H2O2) menjadi air (H2O)
dan oksigen (O2). Penguraian Hidrogen Peroksida ditandai dengan timbulnya
gelembung. Bentuk reaksi kimianya adalah :
2H2O2 → 2H2O + O2
Enzim tertentu dapat bekerja secara optimal pada kondisi tertentu
pula. Beberapa faktor yang mempengaruhi kerja enzim adalah sebagai berikut :
a. Suhu
Enzim menjadi rusak bila suhunya terlalu
tinggi atau rendah. Protein akan mengental atau mengalami koagulasi bila
suhunya terlalu tinggi (panas). Suhu optimal bekerjanya enzim pada hewan
umumnya berkisar antara 35οC – 40oC. Namun, enzim paling
optimum pada suhu 37oC.
b. Derajat
keasaman (pH)
Enzim menjadi nonaktif jika
diperlakukan pada asam dan basa yang sangat kuat. Sebagian besar enzim bekerja
paling efektif pada kisaran pH lingkungan yang sedikit sempit (pH = ±7). Di
luar pH optimal, kenaikan atau penurunan pH menyebabkan penurunan aktivitas
enzim dengan cepat.
c. Konsentrasi
enzim, substrat, dan kofaktor
Jika pH dan suhu suatu sistem enzim
dalam keadaan konstan serta jumlah substrat berlebihan, maka laju reaksi
sebanding dengan jumlah enzim yang ada. Jika pH, suhu dan konsentrasi enzim
dalam keadaan konstan, maka reaksi awal hinga batas tertentu sebanding dengan
substrat yang ada. Jika enzim memerlukan suatu koenzim atau ion kofaktor, maka
konsentrasi substrat dapat menetukan laju reaksi.
d. Inhibitor enzim
Kerja enzim dapat dihambat, baik
bersifat sementara maupun tetap oleh inhibitor berupa zat kimia tertentu. Pada
konsentrasi substrat yang rendah akan terlihat dampak inhibitor terhadap laju
reaksi.
Hati ayam merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh, terletak
dalam rongga perut sebelah kanan, tepatnya di bawah diafragma. Berdasarkan
fungsinya, hati ayam juga termasuk sebagai alat ekskresi. Hal ini dikarenakan
hati ayam membantu fungsi ginjal dengan cara memecah beberapa senyawa yang
bersifat racun dan menghasilkan amonia, urea, dan asam urat dengan memanfaatkan
nitrogen dari asam amino. Proses pemecahan senyawa racun oleh hati ayam disebut
proses detoksifikasi. Lobus hati ayam terbentuk dari sel parenkimal dan sel
non-parenkimal. Sel parenkimal pada hati ayam disebut hepatosit, menempati
sekitar 80% volume hati ayam dan melakukan berbagai fungsi utama hati ayam. 40%
sel hati ayam terdapat pada lobus sinusoidal. Hepatosit merupakan sel
endodermal yang terstimulasi oleh jaringan mesenkimal secara terus-menerus pada
saat embrio hingga berkembang menjadi sel parenkimal. Selama masa tersebut,
terjadi peningkatan transkripsi mRNA albumin sebagai stimulan proliferasi dan
diferensiasi sel endodermal menjadi hepatosit. Pada hati ayam banyak mengandung
enzim katalase
C. Alat dan Bahan
C. Alat dan Bahan
Alat :
-
Tabung reaksi
-
Pisau
-
Satu set alat penumbuk
-
Pipet tetes
-
Pinset
-
Spiritus
-
Kaki tiga
-
Gelas Kimia
-
Lidi
-
Korek api
-
Kasa
|
Bahan
:
-
Hati
-
Bengkuang
-
Larutan H2O2
-
Larutan HCl
-
Larutan NaOH
-
Akuades
|
D. Cara Kerja
Larutan hati ayam
- Potong hati ayam
- Haluskan potongan hati ayam dengan alat penumbuk. Tambahkan akuades hingga diperoleh larutan hati
- Siapkan 4 tabung reaksi
- Masukkan larutan hati ke dalam masing-masing tabung reaksi, lalu tambahkan H2O2 kemudian tutup tabung reaksi dengan ibu jari
- Panaskan tabung pertama yang berisi larutan hati dan H2O2 ke dalam air mendidih
- Tambahkan NaOH ke dalam tabung ketiga, amati perubahan-perubahan yang terjadi
- Tambahkan HCl ke dalam tabung ke empat, amati perubahan-perubahan yang terjadi
- Bakar ujung lidi sehingga timbul bara api lalu masukkan ke dalam masing-masing mulut tabung reaksi dan amati keadaan bara api pada tabung tersebut
Larutan bengkoang
- Potong bengkoang
- Haluskan potongan bengkoang dengan alat penumbuk. Tambahkan akuades hingga diperoleh larutan bengkoang
- Siapkan 4 tabung reaksi
- Masukkan larutan hati ke dalam masing-masing tabung reaksi, lalu tambahkan H2O2 kemudian tutup tabung reaksi dengan ibu jari
- Panaskan tabung pertama yang berisi larutan bengkoang dan H2O2 ke dalam air mendidih
- Tambahkan NaOH ke dalam tabung ketiga, amati perubahan-perubahan yang terjadi
- Tambahkan HCl ke dalam tabung ke empat, amati perubahan-perubahan yang terjadi
- Bakar ujung lidi sehingga timbul bara api lalu masukkan ke dalam masing-masing mulut tabung reaksi dan amati keadaan bara api pada tabung tersebut
E. Data
Bahan
|
Larutan
|
Gelembung
/ Busa
|
Nyala
Api
|
Hati
|
H2O2
|
+
|
+
|
Hati
(dipanaskan)
|
H2O2
|
-
|
-
|
Hati
|
H2O2
+ HCl
|
++
|
+
|
Hati
|
H2O2
+ NaOH
|
+++
|
++
|
Bengkuang
|
H2O2
|
+
|
-
|
Bengkuang
(dipanaskan)
|
H2O2
|
-
|
-
|
Bengkuang
|
H2O2
+ HCl
|
+++
|
-
|
Bengkuang
|
H2O2
+ NaOH
|
++
|
-
|
F. Analisis Data
Enzim adalah katalis yang terbuat dari protein dan dihasilkan oleh
sel. Enzim mempunyai sifat spesifik yaitu hanya mengatalisis reaksi kimia
tertentu. Sebagai contoh enzim katalase yang hanya menguraikan H2O2
menjadi H2O dan O2 dengan reaksi sebagai berikut :
2H2O2 > 2H2O + O2
· Pada hati ayam + H2O2
Saat hati ayam diberi H2O2
terjadi gelembung-gelembung udara dan bara api yang dimasukkan menyala. Hal ini
membuktikan bahwa enzim katalase yang terdapat di dalam hati ayam mengubah H2O2
menjadi H2O dan O2. Dan itu membuktikan bahwa di dalam hati ayam
mengandung enzim katalase. Enzim katalase ini kemudian menguraikan senyawa H2O2
menjadi air dan oksigen. Dengan gelembung-gelembung udara yang dapat membuat
bara api menyala menunjukkan bahwa enzim tersebut telah memecah senyawa H2O2
menjadi oksigen,
· Pada hati ayam + H2O2 (dipanaskan)
Tidak menghasilkan busa dan bara api
yang dimasukan tidak menyala. Hal tersebut disebabkan karena enzim katalase
yang rusak pada suhu tinggi. Akibatnya enzim tidak berfungsi sebagai katalis
lagi.
· Pada hati ayam + H2O2 + HCl
Menghasilkan gelembung-gelembung
yang lebih banyak dibanding hati ayam + H2O2
dan bara api yang dimasukan menyala. Ini dikarenakan penambahan HCl yang
kurang jumlahnya sehingga tidak terbentuk suasana asam. Jika penambahan HCl
telah cukup dan menimbulkan suasana asam, maka gelembung-gelembung tidak akan
muncul atau hanya muncul sedikit dan bara api tidak akan menyala. hal ini
disebabkan karena derajat keasaman (pH) yang terbentuk memengaruhi aktivitas
enzim, sehingga kondisi asam tersebut merusak enzim katalase.
· Pada hati ayam + H2O2 + NaOH
Menghasilkan gelembung-gelembung
yang paling banyak dibanding yang lainnya dan bara api yang dimasukkan paling
menyala. Ini dikarenakan penambahan NaOH yang kurang jumlahnya sehingga tidak
terbentuk suasana basa. Jika penambahan NaOH telah cukup dan menimbulkan
suasana basa, maka gelembung-gelembung tidak akan muncul atau hanya muncul
sedikit dan bara api tidak akan menyala. Hal ini disebabkan karena derajat
keasaman (pH) tinggi yang terbentuk memengaruhi aktivitas enzim, sehingga
kondisi basa tersebut merusak enzim katalase.
· Pada bengkoang + H2O2
Menghasilkan sedikit busa dan bara
api tidak menyala. Ini membuktikan bahwa enzim katalase yang ada hanya sedikit
sehingga pada penguraian H2O2, air dan oksigen yang
dihasilkan hanya sedikit
· Pada bengkoang + H2O2 (dipanaskan)
Tidak menghasilkan busa dan bara api
yang dimasukan tidak menyala. Hal tersebut disebabkan karena enzim katalase
yang rusak pada suhu tinggi akibat pemanasan larutan yang telah dilakukan.
Akibatnya enzim tidak berfungsi sebagai katalis lagi.
· Pada bengkoang + H2O2 + HCl
Menghasilkan busa yang banyak namun
bara api tidak menyala. Kemungkinan terdapat kesalahan pada saat melakukan
percobaan seperti tabung reaksi yang kurang steril ataupun penambahan HCl yang
kurang jumlahnya sehingga kurang menimbulkan suasana asam. Jika dilakukan
dengan benar maka busa tidak muncul atau hanya muncul sedikit dan bara api tidak
menyala. Ini disebabkan karena pH rendah yang terbentuk memengaruhi aktivitas
enzim, sehingga kondisi asam tersebut merusak enzim katalase.
· Pada bengkoang + H2O2 + NaOH
Menghasilkan busa yang cukup banyak
namun bara api tidak menyala. Kemungkinan terdapat kesalahan pada saat
melakukan percobaan seperti tabung reaksi yang kurang steril ataupun penambahan
NaOH yang kurang jumlahnya sehingga kurang menimbulkan suasana basa. Jika
dilakukan dengan benar maka busa tidak muncul atau hanya muncul sedikit dan
bara api tidak menyala. Ini disebabkan karena pH tinggi yang terbentuk
memengaruhi aktivitas enzim, sehingga kondisi basa tersebut merusak enzim
katalase.
G. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan kami, dapat disimpulkan bahwa faktor
yang mempengaruhi kerja enzim katalase di antaranya :
· Suhu
Enzim katalase tidak akan bekerja
secara optimal pada suhu tinggi, karena dapat diketahui bahwa enzim katalase
akan bekerja optimal tepat pada suhu 37oC.
· Derajat keasaman (pH)
Enzim katalase akan bekerja optimal
pada pH netral (±7). Jika ditempatkan pada pH terlalu tinggi dan terlalu rendah
maka enzim akan menjadi nonaktif, namun jika pHnya mendekati pH netral maka
enzim akan bekerja optimal.
Terima kasih telah membaca artikel Contoh Laporan Praktikum Biologi Enzim Katalase. Kunjungi selalu Ilmu Hexa untuk menambah wawasan tentang materi sekolah. Mohon maaf bila ada kesalahan. Semoga Bermanfaat
Terima kasih telah membaca artikel Contoh Laporan Praktikum Biologi Enzim Katalase. Kunjungi selalu Ilmu Hexa untuk menambah wawasan tentang materi sekolah. Mohon maaf bila ada kesalahan. Semoga Bermanfaat
0 Komentar:
Post a Comment